Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menyebut, pembangunan Flyover Sitinjau Lauik di wilayah perbatasan Kota Padang, dengan Solok Sumatera Barat, masih on the track atau sesuai rencana meskipun ada pemotongan anggaran di Kementerian PU. Fly Over Sitinjau Lauik dibangun untuk mengurai kemacetan dan risiko bencana yang sering terjadi di kawasan tersebut.
“Insyaallah, meskipun ada pemotongan anggaran di Kementerian PU, informasi yang saya dapatkan, Fly Over Sitinjau Lauik tetap akan berjalan. Insyaallah, prosesnya tetap dilanjutkan,” kata Andre usai bertemu dengan Kapolda Sumbar, Irjen Gatot Tri Suryanta di Mapolda, Sabtu (8/2/2025)
Menurut Andre, fly over dibangun dengan pola KPBU, di mana pemerintah akan melakukan cicilan selama 10 tahun kepada Hutama Karya sebagai pemrakarsa.
“Fly Over Sitinjau Lauik itu kan polanya KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). Kita sudah dapat laporan dari Direktur Utama Hutama Karya minggu lalu bahwa Menteri PU sudah menandatangani. Sekarang turun ke Dirjen Bina Marga. Kebetulan Dirjen Bina Marganya baru. Insyaallah Senin besok, Direktur Utama Hutama Karya akan menghadap Pak Dirjen untuk melakukan komunikasi soal kontrak,” jelasnya.
“Konsepnya KPBU, dimana pemerintah melakukan cicilan selama 10 tahun kepada Hutama Karya sebagai pemrakarsa, Insyaallah akan tetap dilanjutkan,” ucapnya.
Andre menjelaskan, untuk tahap pertama, proyek ini akan dikerjakan sepanjang 2,7 kilometer hingga kawasan Panorama 1 dengan anggaran hampir Rp 2,8 trililun. Tahap pertama ini direncanakan akan memakan waktu selama 2 tahun dan ditargetkan selesai pada 2027.
“Pembangunan tahap pertama ini dalam rangka mencegah kecelakaan yang hampir terjadi setiap harinya di Sitinjau Lauik,” kata anggota DPR-RI asal Sumatera Barat itu.
Pemenang lelang sendiri telah ditetapkan pada November 2024 lalu, yakni PT Hutama Karya atau HK. Pihak HK pun telah membentuk badan usaha pelaksana (BUP) pada akhir 2024 lalu dan sudah ditandatangani oleh Menteri BUMN.
Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI itu melanjutkan, setelah tahap pertama akan dilanjutkan pembangunan tahap keduanya sepanjang lebih kurang 4 kilometer hingga kawasan Panorama 2 dengan total anggaran mencapai Rp 3 triliun.
Pembangunan tahap kedua ini akan dilakukan pada 2027 dan diharapkan dapat menjadi solusi mengatasi permasalahan longsor yang kerap terjadi di kawasan tersebut. Tol Sicincin-Bukittinggi.
Tol Sicincin-Bukittinggi
Sementara itu, berkaitan dengan rencana pembangunan tol Padang-Pekanbaru ruas tol Sicincin-Bukittinggi, yang merupakan lanjutan Padang-Sicincin, belum bisa dipastikan apakah bisa dilanjut atau tidak.
“Kalau soal tol, Sicincin Bukittinggi dari rencana awal akan diajukan PMN dari pemerintah ke DPR, jadwal yang disusun oleh Hutama Karya adalah PMN tahun 2026. Saya belum tahu apakah itu akan tetap dilaksanakan atau tidak,” katanya.
“Tapi tentu kami akan terus mendorong agar Sicincin-Bukittinggi masuk dalam PMN 2026, sehingga akhir tahun 2026 atau awal 2027, proses pembangunan bisa dimulai. Mohon doa agar ini bisa direalisasikan,” katanya lagi.
Sumber : news.detik.com 8 Februari 2025